Tulisan di bawah ini merupakan respons dari buku Joseph Turow (2009).
Membuat iklan bukanlah hal yang mudah. Sebuah iklan dibuat dengan tujuan agar sebuah produk atau brand bisa selalu diingat masyarakat, dan haltersebut sama sekali tidak mudah. Bayangkan saja, sebuah iklan harus mampu menembus selera tiap-tiap individu yang berbeda, paling tidak sesuai dengan selera mayoritas, sementara selain berbeda-beda, selera mayoritas juga cepat berubah. Banyak perusahaan produk dan agency yang kurang cepat dalam menanggapi perubahan selera ini sehingga akhirnya produk, brand, dan ikalnnya cepat dilupakan masyarakat, bahkan tidak masuk ingatan. Namun ada juga iklan yang berhasil melekat di ingatan pemirsa dan masih diingat tahun-tahun berikutnya meskipun iklan tersebut sudah tidak bereda lagi. Contohnya saja iklan obat penurun panas Termorex yang menampilkan seorang ibu yang terburu-buru mencari obat penurun panas untuk anaknya, dia disarankan tetangganya untuk membeli Termorex namun yang ditangkapnya adalah termos (berisi) es.
Agar kegiatan advertising berjalan dengan lancar, maka perlu juga dilakukan strategi marketing yang tepat. Segala sesuatunya harus terkonsep dan direncanakan dengan matang. Sebelum membuat iklan, dilakukan riset mengenai selera masyarakat saat itu dan planning yang baik. Misalnya dengan SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, Threat). Dengan analisa SWOT, sebuah agency bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan iklannya dan produk tersebut, kesempatan di masyarakat, dan produk saingan beserta cara promosinya.
Iklan selama ini memang hanya menjadi komunikasi satu arah, maka dari itu, tidak heran jika efektifitasnya kian menurun. Iklan harus dirubah menjadi komunikasi dua arah karena itulah yang konsumen butuhkan. Database memainkan peran yang semakin penting. Perlu adanya koordinasi dari berbagai komunikasi dari suatu merek atau perusahaan.
Berdasarkan hal itu, IMC menjadi semakin popular sekarang. Integrated Marketing Communication (IMC) sebenarnya bukanlah suatu ide yang baru. Praktis pemasaran dan komunikasi dunia sudah lama membicarakan keuntungan konsep IMC selama bertahun-tahun. Saat ini para marketer, brand manager dan marketing communication membahas pentingnya `membangun relasi’ dan kebutuhan `customer relationship management’. Mereka sangat memahami bahwa hubungan pelanggan yang baik merupakan kunci utama untuk mendapatkan, mengembangkan, dan memiliki pelanggan loyal dalam jangka waktu yang panjang.
Integrated Marketing Communication menurut definisi The American Association of Advertising Agencies adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang memberikan nilai tambah pada strategi komunikasi yang melibatkan kegiatan sales promotion, periklanan, public relations, direct response yang dipadukan untuk menghasilkan dampak komunikasi yang berarti.
Perkembangan internet, world wide web, metodologi komunikasi interaktif seperti sms, kuis interaktif, dan sebagainya adalah tantangan bagi pendekatan komunikasi tradisional. Fokus brand dan branding telah berubah dari hanya mengkomunikasikan satu arah menjadi interaktif dan memicu respon.
Sejalan dengan hal tersebut telah berkembang konsep on-to-one marketing dimana pelanggan ingin `disapa’ secara personal, mendapatkan value sepanjang hayat, dan menjadi pelanggan yang loyal terhadap suatu produk maupun jasa.
Pesatnya pertumbuhan jumlah pemakai Internet membuat media semakin terfragmentasi. Proses brand building tidak mungkin lagi hanya mengandalkan media tradisional (offline), namun eksistensi brand perlu diproyeksikan juga melalui media Internet (online).
Masih banyak perusahaan yang memisahkan strategi komunikasi offline dan online-nya. Akibatnya, tidak jarang pesan yang ada di media offline tidak sejalan dengan pesan yang disampaikan secara online. Perencanaan komunikasi online dibuat secara ad-hoc atau dadakan
saja, tanpa mempertimbangkan tujuan pemasaran dan komunikasi brand.
Tanpa integrasi dan sinergi antara komunikasi offline dan online, hasil yang dicapai oleh brand menjadi tidak optimal. Keberadaan di dunia Internet yang merupakan sebuah investasi yang tidak sedikit, tidak bisa dijustifikasi biaya vs benefit-nya.
Seperti yang diutarakan di atas, Integrated Marketing Communication memang bukan barang baru. Tapi persoalannya bagaimana IMC dapat membuat sebuah perusahaan lebih menarik daripada pesaing dan bagaimana memenangkan hati dan pikiran pelanggan.
Untuk memenangkan hati pelanggan, perusahaan melakukan berbagai macam cara dengan didasarkan pada IMC. Satu iklan mengeni sebuah produk bisa muncul tidak hanya di satu media saja, tetap dengan konsep iklan yang sama namun dibedakan sesuai dengan media yang digunakan dan cara penyampaiannya. Cara penulisan iklan radio tentu tidak sama dengan iklan di televisi meskipun menggunakan ide yang sama. Masyarakat juga bisa memberi feedback dengan menghubungi nomor customer care yang memang disertakan dalam iklan oleh produk yang bersangkutan.
Iklan-iklan mengenai sebuah produk ditaruh di berbagai macam media. Di televisi, radio, atau media cetak mungkin jumlah iklan itu terbatas. Namun begitu di internet, iklan-iklan tersebut bisa ditemukan di banyak tempat, penyebarannya lebih cepat, dan lebih murah. Memasang iklan di internet merupakan ide yang baik juga, mengingat pesatnya pertumbuhan pengguna internet sekarang ini. Iklan di internet tidak harus berupa banner di sebuah web, bisa juga menggunakan video di youtube, dan untuk mempromosikan sebuah brand dengan produknya juga bisa memakai jejaring sosial, misalnya membuat fanpage mengenai sebuah brand di Facebook atau Twitter, Selain murah, konsumen juga bisa langsung bertanya soal produk yang dipromosikan kepada pihak pengurus fanpage tersebut yang tentu saja adalah pekerja di perusahaan pembuat produk itu.
Sumber :
http://www.handiirawan.com/articles/archives/2008/10/28/integrated_marketing_communication/
http://www.mail-archive.com/kolom@yahoogroups.com/msg00800.html
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-kenratriis-27649