TWITTER REVENUE SET To TRIPLE In 2011
Paper Response to the article in http://www.wired.co.uk/news/archive/2011-01/25/twitter-revenue
Situs microblogging Twitter memang sedang populer di masyarakat akhir-akhir ini. Para pengguna jejaring sosial seperti Facebook kini mulai beralih ke Twitter, entah karena ingin lebih cepat mendapatkan informasi atau karena tidak ingin dibilang ketinggalan jaman. Para pengguna Twitter memang lebih cepat mendapatkan informasi mengenai suatu hal yang sedang terjadi karena tidak seperti Facebook yang terkesan ‘penuh’ dan ‘repot’ dengan berbagai macam fiturnya, Twitter hanya berisi update dari banyak sumber, pemakaiannya pun lebih mudah, hampir mirip seperti SMS, bedanya pesan yang kita masukkan bisa dilihat oleh banyak orang. Dibandingkan dengan blog atau situs, tweet itu lebih cepat dan pendek, tapi isi informasinya tetap ada. Para pengguna Twitter berasal dari bermacam-macam latar belakang sosial dan pekerjaan, dari orang biasa, jurnalis, penulis, pejabat pemerintah, artis, perusahaan, dan lain-lain. Di Twitter, hampir semua informasi mengenai suatu kejadian yang sedang terjadi bisa didapatkan. Bahkan kini Twitter tak jarang digunakan sebagai wadah untuk bertukar pikiran. Dengan Twitter, semua orang bisa menjadi jurnalis. Semua orang mengutarakan pendapat dan isi pemikiran mereka mengenai suatu hal lewat tweet mereka. Banyak orang yang memiliki tweet yang menarik sehingga memiliki banyak follower. Dari sinilah muncul istilah selebtweet, yaitu orang yang terkenal di dunia Twitter karena isi tweetnya yang selalu menarik dan memiliki banyak follower meskipun sebenarnya orang tersebut hanyalah orang biasa dalam kehidupan sehari-harinya.
Twitter memiliki nilai plus dan minus sendiri dalam penggunaanya sehari-hari. Kelebihannya ialah para penggunanya lebih cepat mendapatkan informasi dan lebih mudah terhubung dengan orang lain yang berada di tempat yang jauh. Kekurangannya, membuat orang jadi malas membaca. Media massa seperti koran dan majalah yang menggunakan Twitter sebagai alat penyebaran informasi biasanya hanya menulis judul artikel saja, lalu memberikan link berita tersebut agar orang-orang yang ingin tahu bisa membaca lebih lanjut. Namun, kebanyakan orang hanya membaca judulnya saja dan mengambil kesimpulan dari situ tanpa membaca artikel lengkapnya, kemudian menyebarkan kesimpulan keliru mengenai berita tersebut ke orang lain sehingga terjadi kesalahpahaman.
Kebebasan berbicara di Twitter juga seringkali menimbulkan masalah. Karena identitas pengguna sangat dilindungi oleh Twitter dan setiap orang bisa menggunakan identitas palsu di dunia maya, banyak orang yang menyerang orang lain yang tidak dia kenal secara verbal hanya karena dia tidak memiliki pemikiran yang sama dengan orang tersebut. Mereka tidak merasa takut karena ini dunia maya. Batas-batas kebebasan berbicara ini memang bias menurut saya. Ada yang menganggap kebebasan berbicara berarti bebas sebebas-bebasnya tanpa ada aturan, menganggap akun Twitter sebagai ranah pribadi sehingga mereka menulis sebebas mungkin, bahkan tanpa takut menulis makian dan umpatan kepada tokoh-tokoh tertentu. Tapi tak sedikit pula yang menganggap kebebasan tersebut harus selalu ada batasnya, batasan moral dan etika dalam berbicara. Kalau dibatasi begitu, bukankah namanya sudah tidak bebas lagi? Namun tweet yang terlalu bebas juga sering menyinggung orang lain dan membuat gerah yang mebaca sehingga kadang terjadi perdebatan lewat Twitter antara pengguna Twitter yang mengagungkan kebebasan dengan pengguna lain yang merasa orang tersebut sudah keterlaluan dalam berbicara.
Tidak hanya masalah kebebasan bicara tersebut, Twitter juga bisa menimbulkan konflik antarindividu hanya karena masalah kecil : follow dan unfollow. Saya perhatikan, lewat Twitter banyak orang yang tadinya tidak saling mengenal akhirnya bisa berteman sampai di dunia nyata. Tapi ada juga kasus di mana orang-orang yang dari awal sudah saling mengenal menjadi renggang hubungannya karena Twitter. Penyebabnya bisa bermacam-macam, tidak sepemikiran sampai sebab yang paling konyol : salah satu dari mereka tersinggung karena di-unfollow temannya sehingga dia merasa tersinggung dan berpikir, “Apa yang salah dengan tweet-tweet saya?” atau karena tidak di follow balik, kemudian dia tidak mengacuhkan teman yang meng-unfollow atau tidak mem-follow balik dia tersebut di dunia nyata. Untuk masalah ini, saya berpendapat seharusnya para pengguna Twitter yang seperti ini bisa bersikap lebih dewasa. Di unfollow atau tidak di follow balik oleh seseorang bukan berarti putus hubungan juga di dunia nyata. Ini hanya masalah selera. Orang hanya mem-follow orang yang isi tweetnya dirasa berguna bagi mereka.
Twitter memang memperkecil jarak antara seseorang dengan orang lain yang belum dikenal, karena pertemanan di Twitter terbentuk dari orang-orang dengan pemikiran yang sama, bukan karena sudah saling mengenal dari awal. Daya tarik inilah yang membuat angka pengguna Twitter semakin menanjak dari ke hari.
Seiring dengan popularitasnya yang terus naik, pendapatan Twitter pun juga turut meningkat. Pertanyaannya, darimanakah Twitter mendapatkan keuntungan? Ada beberapa sumber, yang pertama adalah dari perusahaan yang menggunakan jaringan Twitter sebagai akses pemasaran, yang kedua adalah dari iklan yang ditaruh di jajaran Trending Topics. Dengan fitur Promoted Trends, perusahan dapat menempelkan brand dagangannya di daftar trending topics, yang selalu menjadi pusat perhatian tersebut. Cara ini dianggap jitu dalam mempromosikan produk. Sumber penghasilan lainnya adalah dari kerjasama Twitter dengan penyedia jaringan raksasa yaitu Google dan Microsoft.
Tahun 2011 ini Twitter diramalkan akan memperoleh keuntungan sebanyak $150 juta, 3 kali lipat, bahkan lebih, dibandingkan pendapatannya tahun lalu, $45 juta. Dan di tahun 2012, eMarketer memprediksi pendapatan Twitter akan terus bertambah $250 juta.